Pages

Tuesday, October 7, 2014

Revida Putri : Kunyit Bisa Menjadi Obat Penyakit Alzheimer












Bumbu berwarna kuning cerah sedang ‘duduk’ manis di dapur anda, siap digunakan untuk membuat kari atau masakan sejenisnya. Ya itulah kunyit yang ternyata tidak hanya berperan sebagai bumbu masakan saja, namun juga kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh. Berdasarkan penelitian baru-baru ini, kunyit diketahui memiliki senyawa yang bisa digunakan sebagai calon obat untuk mengobati gangguan neurologis.

Potensi hebat dari senyawa kunyit yang Bernama ar-turmerone






Para peneliti dari Institute of Neuroscience and Medicine di Julich, Jerman, mengatakan bahwa ada senyawa kunyit yang dapat mempromosikan batang profilerasi dan diferensiasi sel di otak, memberikan harapan bagi pasien yang menderita stroke dan penyakit Alzheimer. Mereka mempublikasikan hasil penelitian mereka dalam jurnal Stem Cell Research & Therapy.
Senyawa bioaktif yang ditemukan dalam rempah-rempah ini disebut aromatic (ar-) turmerone, dan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa senyawa tersebut dapat menghadang aktivasi sel mikroglia. Ketika aktif, sel-sel tersebut dapat menyebabkan peradangan saraf, yang mana berkaitan dengan gangguan neurologis tertentu.
Hingga penelitian terbaru ini, bagaimanapun juga, dampak dari ar-turmerone pada kemampuan otak dalam memperbaiki diri (otak) masih belum diketahui.
Para peneliti menjelaskan bahwa mereka berfokus pada sel-sel induk saraf endogen (Neural Stem Cells – NSC), sel-sel induk yang ditemukan dalam otak orang dewasa. NSC ini berdiferensiasi menjadi neuron, memainkan peran penting dalam memperbaiki diri dari fungsi otak pada penyakit seperti Alzheimer. Untuk menyelidiki lebih lanjut, tim menguji efek ar-turmerone di NSC pada tikus dewasa hidup dengan menyuntikkan ar-turmerone.
Setelah menggunakan pencitraan PET dan sebuah pelacak untuk menemukan sel-sel yang berkembang biak, tim peneliti mengamati bahwa zona subventricular (SVZ) diketahui lebih luas dan hippocampus (bagian dari otak besar) mengalami perluasan pada otak tikus yang disuntikkan senyawa ar-turmerone dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak disuntikkan senyawa tersebut.
Para peneliti menjelaskan bahwa SVZ dan hippocampus adalah dua lokasi di otak mamalia dewasa di mana pertumbuhan neuron terjadi.
Untuk menguji lebih dalam efek dari ar-turmerone, para peneliti juga menumbuhkan dan mengembangkan NSC janin tikus dalam enam konsentrasi berbeda dari senyawa tersebut selama 72 jam.
Mereka menemukan bahwa dalam konsentrasi tertentu, senyawa tersebut meningkatkan profilerasi NSC hingga 80% tanpa mempengaruhi kematian sel apapun.
Kunyit diketahui juga mengandung senyawa lain yang disebut curcumin, yang dikenal mempunyai fitur anti-inflamasi dan melindungi saraf.