Pages

Sunday, September 14, 2014

Revida Putri : Teknik Investigasi


Bagian I
Persiapan Investigasi
INVESTIGASI biasanya dilakukan dalam sebuah team yang terdiri dari berbagai keahlian dalam bidang hukum,
finansial, dan investigator profesional. Perencanaan dan persiapan yang baik ialah faktor penting dalam investigasi,
misalnya apa yang diputuskan oleh organisasi untuk melakukan investigasi. Anda membutuhkan berkas pembuktian
investigasi dan mempersiapkan rencana investigasi. Anda sudah mesti mulai selalu membawa catatan harian atau
note book untuk merekam secara detail investigasi Anda.
Berkas ini berisi semua bahan-bahan tentang investigasi yang meliputi dugaan sebenarnya dan mengumpulkan
beberapa bukti awal. Informasi seharusnya dalam bentuk kronologis beserta waktu kejadian dan tambahan
informasi. Berkas beserta isinya dapat dipergunakan dalam suatu proses pengadilan kriminal atau sidang etika.
Keamanan berkas perlu dipelihara.
Pengorganisasian dan pemeliharaan informasi yang baik dalam sistem komputerisasi akan membantu Anda untuk
perencanaan dan pengaturan investigasi dari hari ke hari. Pastikan semua data akurat dan masuk akal dan
menjalankan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi.
Anda harus menjaga data-data di atas, seperti nomor telepon, hasil investigasi atau wawancara dan kronologisnya.Juga;
Informasi atau bukti-bukti yang diterima dari saksi atau organisasi lain.
Pendapat laporan ahli.
Penggandaan pernyataan dari seluruh saksi.
Laporan kemajuan investigasi
Laporan investigasi akhir.
Pernyataan saksi-saksi yang sebenarnya dan barang bukti tidak disimpan dalam berkas perkara untuk menjaga
kemungkinan adanya manipulasi data, hilang, atau dicuri. Pernyataan saksi dan barang bukti harus di simpan dalam lemari yang terkunci.
Menjaga hasil investigasi itu penting dalam keseluruhan investigasi. Tidak hanya akan membantu Anda dalam
melihat mata rantai dan hubungan antara informasi dan menjaga agar investigasi yang dilakukan tetap pada
jalannya, tapi juga dalam membuat tugas akhir, seperti menulis laporan dan menyiapkan berkas bukti menjadi lebih cepat dan mudah.
Menyusun Rencana Investigasi
Rencana investigasi harus meliputi fokus dan jangka waktu dari batasan investigasi dan dapat membantu Anda
untuk mengorganisasikan, mengelola, serta membuat kilas balik investigasi.
Sebuah rencana investigasi sangat penting untuk melakukan investigasi awal. Jika diperlukan Anda juga harus siap
untuk mengubah atau memperbaiki rencana investigasi bila terjadi sesuatu perkembangan yang berbeda selama
investigasi berlangsung. Anda juga harus memperhatikan pokok permasalahan yang berkembang sesuai dengan
sumber kejadian.
Rencana tersebut harus meliputi:
1.  Gambaran yang akurat, sepanjang hal tersebut memungkinkan, dari kemungkinan terdapatnya penyelewengan.
2.  Objektivitas investigasi.
3.  Ruang lingkup investigasi dan strategi yang akan digunakan.
4.  Investigasi awal yang detail.
5.  Sumber-sumber informasi atau bukti yang diperlukan.
6.  Batasan atau perencanaan waktu.
a. Gambaran dari Penyelewengan
Apa yang diadukan? Apakah perkara kriminal? Jika ya, coba dan identifikasikan kejahatan yang mungkin
dilakukan dan elemen-elemen yang menyertainya. Apakah perbuatan yang dilaporkan terkait dengan masalah
pelanggaran kedisiplinan. Jika ya, bagaimana?
Dalam beberapa kasus Anda harus membuktikan bagaimana perlakuan hukum mengenai penyelewengan saat
itu.
b. Objektivitas Investigasi
Objektivitas yang Anda lakukan juga untuk:
Mengidentifikasi, jika belum mengetahui dugaan adanya penyelewengan.
Mengidentifikasi bukti yang dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggungjawabkan.
Mengidentifikasi bukti yang ada dengan bukti lainnya untuk dapat dibuktikan kebenarannya.
Mengumpulkan semua lembar bukti yang dapat diterima secara legal untuk membuktikan pengaduan.
Mengidentifikasi hal-hal yang dibutuhkan untuk mengubah sistem, orang/karyawan, kebijakan-kebijakan
dan prosedurnya
c. Ruang lingkup Investigasi dan Strategi yang akan Digunakan.
Pada beberapa investigasi diperlukan batasan-batasan dari ruang lingkupnya, seperti: adanya dugaan terhadap
seseorang yang telah melakukan mark-up, sementara itu peristiwanya diperkirakan sudah enam tahun yang lalu.
Untuk mengumpulkan seluruh dokumentasi dan saksi tentunya akan memakan biaya yang sangat besar dan
juga waktu. Untuk itu diperlukan batasan waktu peristiwa ketika terjadi sampai pada saat awal investigasi. Batas
interval waktu yang baik adalah dua belas bulan setelah peristiwa terjadi.
Dalam membuat suatu perencanaan dapat diputuskan mengenai strategi yang tergantung pada informasi yang
tersedia. Contoh, ketika Anda mempunyai alasan yang kuat dan akurat serta yakin tentang pelanggaran yang
dilakukan oleh seseorang. Maka, apakah masih ada yang perlu diperbaiki dengan menambahkan wawancara
dengan orang tersebut atau tidak perlu sama sekali. Dalam pelaksanaan wawancara boleh jadi orang tersebut
menolak menjawab pertanyaan yang sudah dipersiapkan atau menyangkal tuduhan. Untuk itu, perlu melakukan
antisipasi kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Bila dugaan awal tidak terbukti dan wawancara dengan tersangka hanyalah untuk membuktikan dugaan yang
salah maka ulang investigasi Anda dari sumbernya.
Contoh: sebuah organisasi mendapat informasi dari beberapa karyawan yang menduga bahwa tersangka
mencuri fotokopi berkas dan menyimpannya di bagasi kendaraannya. Berdasarkan investigasi awal diperoleh
informasi dari teman sejawat tersangka yang melihat tersangka berjalan menuju kendaraannya dengan
membawa boks fotokopi dan menyimpannya di kendaraan miliknya tersebut. Ternyata, terdapat saksi yang
mengetahui keberadaan fotokopi tersebut. Hal yang harus diputuskan adalah melakukan wawancara terhadap
tersangka. Hasilnya bahwa boks fotokopi telah dibuang ke tempat pembuangan kertas dan telah digunakan
untuk membungkus keramik yang diekspor keluar negeri.
Jika Anda memutuskan untuk menambahkan informasi atau bukti, Anda harus mengidentifikasi saksi untuk
diwawancara ulang jika memungkinkan. Dalam beberapa kasus, Anda harus memperhatikan urutan saksi untuk
keperluan wawancara dengan waktu yang bersamaan (untuk hal ini diperlukan keterlibatan investigator lain) atau
saksi diwawancara secara bergantian untuk mengurangi atau mencegah terdapatnya kolusi antara saksi.
Anda tidak boleh mewawancarai satu saksi dengan saksi yang lainnya secara bersamaan (seperti berdiskusi).
Hal ini dapat mengakibatkan risiko tentang kemurnian pernyataan saksi.
Sebelum melakukan wawancara, Anda harus mempersiapkan dan mempelajari dokumen atau bukti lainnya
untuk memperoleh saksi-saksi ahli. Maksudnya agar mendapat opini saksi-saksi ahli untuk bukti-bukti atau
aturan yang berlaku. Contohnya, opini seorang dokter yang berpengalaman tentang kasus tertentu, opini ahli
teknik, opini arsitektur, dan lain-lain.
Beberapa investigator menggunakan matrik untuk menolong tugas mereka sebagai acuan kerja (dalam bentuk
rencana) dan membuat prioritas untuk investigasi mereka.
d. Investigasi Awal yang Detail
Rencana investigasi harus ringkas dan detail yang berawal dari dasar investigasi sampai hasilnya. Sumber
informasi harus tercantum dalam perencanaan sehingga terdapat alasan jika tidak melakukan investigasi. Bila
informasi cocok maka harus dilakukan penilaian yang benar-benar akurat.
Bisa dilakukan kerja sama dengan investigator lain, bila terdapat informasi awal yang mempunyai fakta sama
dan relevan dengan investigator lain tersebut, yaitu untuk dikonfirmasikan. Keberadaan kerjasama ini harus
optimal dan terbuka.
Ketelitian harus benar demi keakuratan dan objektivitas investigasi awal karena informasi yang akurat tersebut menjadi dasar acuan untuk investigasi selanjutnya.
e. Sumber-Sumber yang Diperlukan.
Hal ini meliputi orang-orang yang dirahasiakan (mata-mata), perlengkapan, perjalanan, dan sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk informasi luar dan jika perlu ditambahkan tim ahli.
Investigasi yang baik harus menggunakan batasan waktu atau perencanaan waktu. Sampai sejauh
memungkinkan, rencana Anda harus meliputi rentang waktu sebuah pelanggaran, untuk melengkapi tugas-tugas
yang lebih spesifik. Dengan melakukan hal ini, dapat membantu Anda untuk membuat perencanaan yang masuk
akal dari sebuah investigasi, seperti membuat dan menentukan dugaan awal yang wajar.
Hal yang sukar diperkirakan adalah seberapa lama investigasi tersebut memakan waktu. Contoh: bila Anda
mengwawancara lima orang saksi dan kemudian terdapat pernyataan saksi yang harus dikonfirmasikan dengan saksi lainnya.
Anda boleh mencocokkan perkembangan informasi yang dapat mengidentifikasikan seberapa jauh
penyimpangan atau pengungkapan kejahatan dalam investigasi Anda. Jika hal tersebut terjadi maka Anda dapat
memutuskan bahwa perkembangan tersebut penting dan menjadi bagian yang baru dari penilaian dan
investigasi Anda. Bila terdapat identifikasi bahwa perkembangannya berbeda dari dugaan awal maka cobalah
untuk berkonsentrasi pada fokus yang baru dan jangan lengah.
Bagian III
Mengumpulkan dan Menangani Bukti
HAL YANG penting dalam investigasi adalah mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengamankan informasi beserta
bukti tentang hal-hal yang sedang diinvestigasi.
Mengumpulkan Bukti.
Anda harus dapat memperoleh sesuatu atau dokumen, seperti berkas atau faktur dari si pengirim informasi atau dari
staf lainnya berdasarkan wilayah atau bagian yang terlibat.
Investigasi yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan tidak mempunyai wewenang untuk melakukan
penangkapan atau menyita milik pribadi tersangka, misalnya rumah pribadi tersangka. Penangkapan dan penyitaan
dilakukan oleh kepolisian atau investigator lainnya yang mempunyai wewenang untuk itu. Dalam batasan tertentu,
Anda dapat melakukan “penggeledahan” di tempat kerja tersangka dengan tujuan mendapatkan dokumen atau hal
lain yang mungkin sesuai dengan investigasi. Anda juga dapat memeriksa tempat pembuangan kertas, buku
catatan, atau mengumpulkan contoh tulisan tangan tersangka. Tapi, perlu dicatat, selayaknya, Anda tidak
memeriksa hal-hal yang bersifat pribadi.
Bila memungkinkan untuk membawa kamera video, Anda dapat mempergunakannya, seperti untuk merekam lokasi
atau bukti yang sesuai. Cara lain adalah dengan memfoto bukti sesuai dengan posisi saat ditemukan.
Untuk menghindari penyangkalan oleh tersangka, disarankan pada saat perekaman dicantumkan tanggal dan
waktunya serta lokasi di mana bukti ditemukan. Namun, saksi yang diwawancari diperbolehkan untuk melengkapi
pernyataannya di kemudian hari.
Sangat bermanfaat untuk merekam atau mengkopi catatan harian karyawan kantor, catatan penerimaan, dan
seterusnya. Sebab, catatan itu dapat dirusak oleh tersangka atau pendukungnya. Tentunya akan lebih baik bila tetap
mempunyai bukti asli.
Anda juga dapat mengumpulkan informasi dari para saksi ahli. Contoh, seorang dokter dapat membuktikan perkara
secara medis, seorang akuntan dapat memberikan masukan tentang sistem keuangan organisasi atau
merekonstruksi alur keuangan, dan ahli komputer dapat membantu dengan kecanggihan teknologi.
Perlakuan Terhadap Bukti
Semua bukti harus disimpan dalam tempat yang aman untuk menghindari perusakan, perubahan dan pencurian oleh
saksi atau tersangka. Keamanan dari bukti perkara ini sangat penting. Untuk itu, perlu dikontrol secara terus
menerus. Contoh, akan lebih baik bila mengirimkan dokumen untuk diuji melalui pos tercatat dan dibubuhkan tanda-
tangan (bukan cap jempol), tetapi dokumen tersebut bukan inti dari keseluruhan investigasi. Contoh lain, bila Anda
mengirimkan contoh darah untuk analisa pemakaian obat terlarang ke laboratorium, maka Anda harus terus
menerus memeriksa tiap perkembangannya dan mengkontrol waktu yang diperkirakan untuk itu (paat pengambilan
dan investigasi). Baiknya, Anda tidak mempercayai sistem pengiriman barang bukti melalui pos.
Sebagai investigator, Anda bertanggungjawab terhadap penerimaan barang bukti dan penanganannya serta
pastikan keutuhan barang bukti tersebut. Bila Anda tidak mempercayai keaslian dokumen atau barang bukti dan
beberapa proses serta orang-orang yang terlibat, maka dokumen atau barang bukti tersebut boleh untuk diabaikan.
Barang bukti harus tetap dalam kondisi keasliannya, sampai semuanya diuji di unit forensik.
Beberapa tindakan pencegahan yang harus Anda ambil:
Selalu memberikan tanda terima barang bukti yang terinci.
Pastikan dokumen atau barang bukti tidak diubah, ditandai, hilang, atau rusak.
Ambil fotokopi/gandakan dokumen atau barang bukti yang kemungkinan digunakan sebagai bukti perkara, catat
siapa yang menggandakan, dan pastikan hasil penggandaan tersebut asli. Jika berkas (dari manapun asalnya)
diterima sebagai barang bukti, maka penting untuk difotokopi/digandakan. Adalah merupakan hal yang utama
bahwa barang bukti atau berkas tidak diganggu keasliannya. Dalam kasus seperti ini, akan lebih baik jika Anda
melakukan penggandaan sendiri daripada mempercayai seseorang/orang lain.
Catat juga di mana dan kapan barang bukti ditemukan, dan pisahkan antara barang bukti yang sudah diperiksa
dan yang belum.
Kirim/simpan barang bukti tersebut ke tempat yang aman. Contoh, dalam ruang yang tersembunyi. Bila

investigator mengambil berkas-berkas tersebut untuk dikerjakan di kantornya, berkas tersebut tidak boleh
ditinggalkan atau tertinggal di meja kerjanya.
Bagian IV
Melakukan Wawancara
Pada saat investigasi berlangsung, Anda sebaiknya dapat mewawancara (mengkonfirmasi) para saksi, tersangka,
karyawan suatu organisasi, ataupun beberapa anggota masyarakat.
Wawancara Dengan Saksi
1. Persiapan
Anda harus mempersiapkan kapan dan di mana wawancara tersebut dilakukan dan perlengkapan serta
dokumen apa yang mungkin Anda butuhkan.
Lokasi yang Anda pilih seharusnya bersifat pribadi, sunyi, dan nyaman serta bebas dari gangguan. Harus
tersedia juga fasilitas toilet pada tempat yang dapat digunakan. Anda dapat melakukan wawancara pada saat
pengaduan menginginkannya. Contohnya; di luar kota, di kantor kerjanya, atau ruang pertemuan pribadi.
Jika wawancara akan dilakukan pada saat jam kerja, maka harus dipertimbangkan kemungkinan mengganggu
pekerjaan pihak yang diwawancara. Jika saksi menolak untuk menjawab wawancara, maka hal itu harus
diungkapkan dan dicari prosedur alternatif. Anda harus mencatat wawancara secara sistematis.
Orang yang akan diwawancara harus diberikan pilihan akan kehadiran orang lain. Orang lain tersebut bisa jadi
dari perwakilan sebuah perkumpulan atau sekolah hukum, dan mereka harus mempunyai hubungan dengan
pengaduan. Mereka dilarang untuk mengambil-alih wawancara. Jika tidak mungkin untuk melakukan wawancara
sebagai pernyataan yang mendukung bukti-bukti, maka investigasi harus diakhiri dan strategi baru harus dibuat.
Anda perlu melakukan pencatatan tentang hal-hal yang harus dilengkapi. Anda dapat mempekerjakan orang lain,
seperti juru rekam video atau tape dan ahli komputer. Dan Anda juga memerlukan lembar kerja, diagram,
fotografi, dokumen, dan hal lain sebagai bukti saat wawancara.
2. Mewawancarai Saksi
Hal pertama yang Anda lakukan pada saat mewawancarai adalah membuat pernyataan dari sebuah pengaduan
sebagai bagian dari investigasi. Kemudian Anda mulai mewawancarai saksi secara bertahap. Hal ini tergantung
pada bukti-bukti utama mereka, tingkat kedekatan mereka dengan tersangka, serta kesediaan mereka. Pada
umumnya, para saksi akan memberikan pernyataan yang terbaik sebagai bukti dengan cara yang singkat, bila
fakta-faktanya masih segar dalam ingatan mereka.
Pernyataan seorang saksi harus secara akurat merefleksikan apa yang ingin dikatakan. Pernyataan yang bersifat
formal agar didesain untuk dapat digunakan sebagai bukti dalam pengadilan.
Pernyataan formal dapat juga:
Mengurangi atau menghilangkan urutan waktu yang dibutuhkan para saksi untuk memberikan bukti di pengadilan.Membantu saksi untuk menyegarkan ingatannya mengenai permasalahan atau perkara.Untuk dipergunakan oleh kepolisian, pengambil keputusan di pengadilan, atau investigator lain yang telah mengambil alihperkara.Untuk digunakan oleh saksi bila tersangka menyangkal atau sebagai pernyataan legalnya. Hal ini mencegah agar saksi tidak membuat pernyataan yang kontradiksi terutama ketika saksi memberikan pernyataan secara langsung di sidang pengadilan. Dalam beberapa kasus, hakim dapat tidak menerima bukti yang diberikan melalui pernyataan. Oleh karena itu, seharusnya pernyataan disesuaikan dengan bukti-bukti.
Sebelum Anda memulai suatu pernyataan, mintalah saksi untuk menceritakan kesaksian mereka dari permulaanhingga akhir dengan bahasa mereka sendiri. Selain itu, saksi harus menandai setiap halaman pernyataan dan menandai setiap perbaikan yang dibuatnya. Setiap tanda-tangan ataupun tanda lainnya harus diberikan tempatnya dalam setiap halaman. Pernyataan tersebut harus diberi tanggal. Pastikan tidak ada ruang kosong antara paragraf akhir dengan ruang tanda-tangan saksi sehingga pernyataan tersebut tidak dapat ditambahkan oleh orang lain. Termasuk umur dan tanggal lahir saksi.
3. Isi Pernyataan
Dalam pedoman hukum bukti-bukti dibuat pengelompokannya berdasarkan tipe dari bukti yang dapat diberikan
saksi di pengadilan. Kemudian ketika mengambil pernyataan dari saksi, Anda coba untuk mencocokkannya
dengan aturan sehingga Anda tidak melakukan kesalahan yang bersifat material dan tidak dimasukan ke dalam
pernyataan.
Seperti yang sudah diindikasikan, beberapa pengadilan tidak begitu ketat dengan hukum bukti-bukti, jadi
susunan dan isi pernyataan bukan sesuatu yang terlalu penting. Sebagai petunjuk, bila sebuah investigasi lebih
serius maka pernyataanya pun harus lebih serius.
3.1. Pernyataan Orang Kedua
Pada umumnya pernyataan orang kedua tidak dapat dijadikan bukti dalam proses kriminal. Apa yang
dimaksud pernyataan orang kedua? Sederhananya adalah orang yang mendengarkan dari orang lain
tentang sesuatu kejadian. Keterangan orang tersebut tidak dapat dijadikan bukti jika tujuan dari bukti
tersebut untuk membuktikan keadaan sebenarnya dari suatu peristiwa dan dijadikan pernyataan dalam
sidang pengadilan. Di bawah ini adalah contoh dari pernyataan orang kedua:
John adalah saksi
Ray adalah tersangka
Pernyataan John meliputi:
“Saya mengatakan kepada tetangga saya, Mark dan Sandra bahwa saya
melihat Roy mencuri kambing milik Toni.”
Pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan bukti mengenai Roy yang mencuri kambing milik Toni. Pada
umumnya pengadilan tidak tertarik dengan apa yang John katakan pada orang lain, pengadilan ingin
mendengar dari John sendiri tentang pencurian yang ia lihat. Contohnya: “Saya melihat keluar melalui
jendela dan melihat Roy menuntun seekor kambing melewati kebun.” Pernyataan tersebut akan dapat
diterima dalam kasus pencurian kambing yang melibatkan Roy.
Contoh lainnya dengan skenario yang sama;
Pernyataan Mark meliputi: “John mengatakan kepada saya bahwa bahwa ia melihat Roy mencuri kambing
milik Toni”.
Pernyataan tersebut tidak dapat diterima, jika akan membuktikan bahwa Roy mencuri kambing milik Toni.
Faktanya adalah John sebagai saksi mengatakan kepada orang lain yaitu Mark dan Sandra. Apa yang
dilihat John sudah merupakan bukti kuat sedangkan bukti Mark tidak dapat dijadikan bukti kuat.
Identifikasikan percakapan yang dapat diterima sebagai bukti dan percakapan yang bersifat kabar angin
atau pernyataan orang lain yang tidak dapat diterima.
Jika Anda ingin memasukan percakapan bukti dalam sebuah pernyataan, mesti seperti percakapan antara
saksi dan tersangka. Hal itu harus didapat dari orang pertama.
Contoh:
Saya berkata, “Roy, saya kira Anda tidak seharusnya berbuat itu”.
Roy berkata, “Tidak, saya baik-baik saja. Toni berkata bahwa dia tidak
menginginkan kambing itu dan saya diperblehkan memilikinya”.
Saya berkata, “Tapi kambing itu bukan milik Toni.”
Percakapan tidak harus dilaporkan dengan cara-cara berikut di bawah ini yang mungkin tidak akan
diterima dalam pengadilan.
“Saya berkata pada Roy bahwa saya pikir dia tidak melakukannya dan dia berkata pada saya bahwa
semuanya baik-baik saja karena Toni telah bilang padanya bahwa dia tidak menginginkan kambing itu dan
Roy dapat memilikinya. Saya pikir ia telah membawa kambing yang lain.”
Meminta saksi untuk mengulangi percakapan dalam sebuah percakapan yang telah berlangsung berhari-
hari, berminggu-minggu, sering menyebabkan saksi mengatakan bahwa hal tersebut tidak mungkin.
Kecuali saksi telah membuat rekamannya. Dalam kondisi seperti itu Anda harus bersikeras untuk meminta
percakapannya tersebut untuk catatan dan saksi harus diminta untuk membantu sebisa mungkin.
Percakapan dapat direkam dalam pernyataan dengan kata-kata pendahuluan seperti tersebut di bawah ini:
“Untuk koleksi terbaik saya, saya berkata:   “….”
Atau
“Untuk koleksi terbaik saya percakapan sebagai berikut: “……”
3.2. Opini
Seperti hukum dasar, seorang saksi seharusnya tidak memasukkan perasaan dari pendapat pribadinya
tentang sesuatu atau seseorang dalam pernyataannya, kecuali saksi adalah seorang yang ahli untuk
memberi suatu pendapat tertentu.
Bukti sebuah pendapat dapat diterima jika berdasarkan dengan apa yang dilihat, didengar, atau diketahui
seseorang tentang suatu kasus dan opininya biasanya meliputi pengertian yang memuaskan saksi
terhadap persepsi permasalahan. Contoh, ia mengatakan “Dia kelihatannya marah.” Ada juga, saksi
datang ke pengadilan dengan didahului oleh opini. Contoh, “Dia menghentakkan kakinya, meninju meja
atau wajahnya memerah. Dia kelihatannya marah.”
Dalam kasus lain, seorang saksi dapat mengekspresikan sebuah pendapat tentang sesuatu meskipun ia
bukan seorang yang ahli tapi berpengalaman dengan pokok permasalahan. Contoh: Seseorang yang telah
bertahun-tahun mengemudi dapat dizinkan untuk menjelaskan tentang seberapa cepat sebuah kendaraan
dapat dipakai untuk bepergian.
Seperti juga pernyataan orang kedua, jika Anda pikir bahwa pendapat tersebut relevan dengan fakta/bukti,
namun tidak yakin apakah bukti tersebut dapat diterima, maka pernyataan tersebut dapat tidak
dipergunakan.
3.3. Pernyataan Tambahan
Dalam menyiapkan pernyataan, Anda harus memasukkan sebagai tambahan fotokopi dari semua
dokumen yang berhubungan dengan pernyataan. Dokumen-dokumen tersebut harus berhubungan dengan
hal-hal di bawah ini:
Saya telah melampirkan fotokopi dokumen yang bertanda ‘…’. Saya mengenali dokumen tersebut sebagai
fotokopi dari salah satu dokumen yang Roy ambil dari meja Toni.
Fotokopi tersebut harus benar-benar ditandai. Biasanya di halaman atas. Jangan pernah menandai
dokumen asli.
3.4. Penerjemahan
Jika saksi tidak bisa berbahasa Indonesia atau tuli maka pernyataan harus dibuat bersama dengan
seorang penterjemah. Hal ini untuk mengantisipasi pernyataannya digunakan dalam proses legal dengan
memberikan pernyataan tertulis dengan bahasanya sendiri dan kemudian diterjemahkan oleh penterjemah
yang ahli. Kecuali dalam kasus yang bersifat genting, Anda jangan meminta pada orang yang
berhubungan dengan saksi dan teman saksi untuk menterjemahkan. Terjemahan harus disertakan
pernyataan yang asli. Hanya pernyataan asli yang ditandatangani oleh saksi.
Anda juga perlu membuat pernyataan dari penterjemah berdasarkan batasan fakta yang mereka siapkan
atas pernyataan saksi. Fotokopi pernyataan yang asli dan ijazah penterjemah harus ditambahkan dalam
pernyataan si penterjemah.
6

3.5. Pernyataam Melalui Telepon
Cobalah untuk tidak membuat pernyataan resmi dengan saksi melalui telepon. Sangat sulit bagi Anda
untuk membuat penilaian yang akurat bila pernyataan saksi melalui telepon dan rawan terhadap terjadinya
kesalahan. Anda hanya dapat melakukannya jika pernyataan sangat dibutuhkan dan lokasi saksi berada
sangat jauh. Jika memungkinkan kirim fotokopi pernyataan melalui facsimile. Pernyataan harus ditandai
dan dikirimkan kepada Anda dan yang asli dapat menyusul.
3.6. Pernyataan Yang Tidak Ditandai
Jika seorang karyawan atau anggota masyarakat bersedia berbicara dengan Anda tentang suatu kasus
namun bukan pernyataan resmi atau wawancara yang direkam, Anda harus mencatat detailnya untuk
referensi selanjutnya. Jika orang tersebut setuju, mintalah tandatangan pada catatan Anda untuk
mengetahui bahwa catatan tersebut akurat.
Cobalah untuk membuat catatan ketika Anda berbicara pada seseorang secepat mungkin. Tanggal dan
waktu percakapan harus dibuat, begitu pun tanggal dan waktu pencatatan. Simpan catatan tersebut pada
tempat yang aman, untuk dapat dipergunakan sewaktu-waktu bila diperlukan.
Catatan Anda tentang percakapan dengan saksi tidak akan dapat diterima sebagai bukti jika pernyataan
saksi dilakukan secara lisan. Tujuan membuat catatan adalah untuk membantu orang yang kemudian
disebut saksi untuk memperkirakan bukti apa yang dapat diberikan oleh saksi.
Dalam beberapa kasus, di mana para saksi memberikan bukti yang berbeda dengan pernyataan mereka,
yang ditandatanganinya ataupun tidak. Saksi tersebut mungkin membuat pernyataan yang bertentangan,
seperti pernyataan yang tidak konsisten. Karena itu, penting untuk mencantumkan tempat dan tanggal
serta waktu di mana saksi memberikan informasi kepada Anda dan ketika ia menolak untuk menanda-
tanganinya.
Catatan akan sangat berguna bila tiba-tiba ada saksi yang harus dipanggil untuk memberikan kesaksian
atas orang yang melakukan penyelewengan, tapi ternyata kesaksian saksi tersebut berbeda dengan
catatan Anda.
Satu alasan mengapa pengadu enggan untuk berbicara dengan Anda atau memberikan pernyataan yang
ditandatangani adalah ketakutan akan balas dendam bila membuat pernyataan atau kesaksian. Jika
kasusnya menyangkut orang yang bekerja pada kantor publik, Anda sebaiknya memberitahu mereka
bahwa mereka dilindungi oleh hukum. Ringkasnya, tujuan dari tindakan ini adalah untuk memudahkan
membongkar kasus korupsi, penyimpangan administrasi yang serius, dan kebobrokan yang terdapat pada
sektor publik, dan melindungi pelapor, pengadu, atau saksi dari tindakan-tindakan yang dapat
mengancamnya.
Wawancara Dengan Tersangka
Persiapan
Dalam investigasi, ada saat di mana tersangka dan saksi harus diiterview secara formal. Jangan melakukan
wawancara bila Anda merasa belum perlu. Carilah bantuan dan persetujuan penyelia dalam mendapatkan
pelayanan dari pengalaman investigator publik lainnya.
Sebelum mengwawancara, konsultasikan dengan penyelia bahwa Anda adalah orang yang pantas untuk melakukan
wawancara. Dalam kondisi tertentu, dapat saja ditentukan orang tertentu untuk mewawancarai saksi/tersangka.
Sebelum mengwawancara tersangka dalam kasus kriminal, usahakan untuk selalu mencocokkan data dengan data
instansi terkait. Untuk tujuan wawancara, mereka biasanya tidak akan berkeberatan. Menulis untuk meminta saran
kepada kepala kepolisian lokal adalah merupakan sesuatu yang baik yang akan menunjukkan bahwa Anda telah
mencapai tahap dalam investigasi Anda di mana Anda bertujuan untuk mengwawancara tersangka dan mengetahui
keberatan-keberatan kepolisian. Anda harus meringkas bukti-bukti seringkas dan seakurat mungkin.
Agar alasan pengaduan bisa ditindaklanjuti, jangan mengwawancara tersangka sampai Anda mengumpulkan dan
menilai bukti-bukti yang ada. Pastikan bahwa Anda telah objektif untuk melakukan wawancara, mempersiapkan
daftar pokok persoalan yang akan diangkat, dan biasakan diri Anda dengan semua fakta dan setiap detail kasus.
Semakin serius kasus yang ditangani, maka semakin formal wawancara yang dilakukan.
7

Pastikan para tersangka siap bila Anda ingin menunjukan suatu dokumen atau yang lainnya. Jika terdapat banyak
dokumen, Anda harus memperhatikan dokumen yang dianggap perlu untuk ditunjukkan.
Jika Anda bekerja sama dengan investigator lain, pastikan Anda membuat perjanjian sebelum Anda memulai
wawancara. Seperti perjanjian siapa yang akan membuat catatan, siapa yang akan mengwawancara, siapa yang
akan membuat dokumen dan lain-lain.
Pikirkan tentang tersangka, latar belakangnya, respon-respon yang mungkin timbul, pertahanan atau alibi, dan
bagaimana mereka bereaksi sepanjang wawancara. Berhati-hatilah dengan tersangka yang diam atau menolak
untuk menjawab pertanyaan tertentu, bohong, selalu ingin tahu atau agresif, bahkan yang tidak pernah berhenti
bicara.
Memikirkan kebutuhan dan kesejahteraan tersangka adalah sama pentingnya dengan memikirkan kemajuan
investigasi. Anda harus bijaksana dengan kenyataan yang ada bahwa Anda sedang mengwawancara orang yang
berstatus tersangka. Wawancara harus dilakukan di tempat yang nyaman di mana Anda yakin tidak ada gangguan.
Rasa santai dan fasilitas toilet harus sudah tersedia. Jika tersangka tidak bisa berbahasa Indonesia, Anda harus
memutuskan apakah diperlukan seorang penterjemah. Jika Anda mengwawancara seseorang yang masih di bawah
umur, contohnya seseorang yang berumur kurang dari 18 tahun, Anda harus memikirkan apakah dibutuhkan orang
dewasa untuk mendampinginya, atau apakah orang yang hendak diwawancara tersebut menghendaki didampingi
oleh orang dewasa.
Dalam hubungannya dengan kasus kriminal, terdapat permintaan khusus siapa yang mesti mendampingi orang yang
masih di bawah umur ketika hendak diwawancara. Pada umumnya, orang yang masih di bawah umur tersebut
memilih sendiri siapa yang akan mendampinginya. Biar bagaimanapun, permintaan tersebut sangat kompleks dan
Anda harus meminta saran atau bantuan yang bersifat legal sebelum melakukan wawancara dengan orang yang
masih di bawah umur tersebut.
Putuskanlah dengan cara apa wawancara akan direkam. Ada beberapa pilihan untuk pertanyaan dan jawaban
pertanyaan Anda, yaitu video rekaman, tape recorder, ketikan, atau tulisan tangan. Semakin serius masalah yang
diinvestigasi, maka semakin besar kebutuhan untuk memastikan bahwa seluruh wawancara harus direkam seakurat
mungkin. Dalam situasi seperti itu, wawancara dengan video rekaman sangat disukai. Dengan metode ini, semua
aktivitas saat wawancara dapat diketahui, dan pada saat persetujuan tentang hasil wawancara, pastikan telah
merekamnya dengan benar.
Keuntungan dari video rekaman atau tape recorder adalah:
Wawancara dapat berlangsung lebih baik
Tidak membutuhkan catatan saat berlangsungnya wawancara
Respon atau tingkah laku tersangka dapat direkam dengan jelas dan akurat
Menghindari risiko tidak ditemukannya dugaan dan perlakuan yang tidak pantas

Bagaimanapun juga, Anda harus memastikan bahwa Anda telah benar-benar siap untuk melakukan wawancara,
seperti rekaman atau hal-hal lain yang dapat membuat kesalahan. Bahkan, ketika wawancara sedang berlangsung,
Anda masih perlu membuat catatan untuk membantu Anda mengembangkan daftar pertanyaan. Ketika menunjukan
suatu dokumen kepada tersangka sepanjang wawancara, pastikan Anda benar-benar mengidentifikasikan dokumen
tersebut. Hal ini untuk menekan keraguan atau perdebatan di lain waktu mengenai dokumen yang telah ditunjukkan
kepada tersangka.
Melakukan Wawancara
Tujuan dari wawancara dengan tersangka adalah untuk menemukan dugaan yang akurat atas tersangka dan
memberikan kesempatan pada tersangka untuk menjawabnya. Hal ini berhubungan dengan mengambil detail dari
dugaan terhadap tersangka dan mencari reaksi serta meminta tersangka untuk berkomentar tentang masalah yang
belum terungkap sepanjang investigasi Anda.
Selama wawancara, Anda harus tetap tenang, sopan, dan mempertahankan objektivitas. Jika tersangka kelihatan
mengganggu atau membuat Anda kesal, hal itu jangan mempengaruhi objektivitas Anda. Jika tingkah laku tersangka
dapat diterima dan tidak ada lagi yang harus dipertanyakan, Anda dapat menyudahi wawancara dengan
memberikan alasannya.
Hati-hati dengan tipe pertanyaan yang Anda ajukan. Pertanyaan yang bersifat investigasi dapat dilakukan, tapi
pertanyaan yang bersifat ambisius, menuduh, atau berbelit jangan dilakukan, sebab dapat membingungkan mereka
dan tidak dapat dijadikan bukti.
Dalam kasus perselisihan, jangan mengajukan pertanyaan yang memojokkan. Umumnya, pertanyaan yang
memojokkan adalah pertanyaan yang menyarankan jawaban. Contohnya, “Anda tidak mempunyai SIM, bukan?”
Seharusnya, “Apakah Anda mempunyai SIM?”
Cobalah untuk tidak bertanya tentang fakta perselisihan, tanpa memeriksa fakta tersebut terlebih dahulu. Contohnya,
“Kapan terakhir Anda mengemudi tanpa membawa SIM.” Jika tersangka mengaku tidak pernah mengemudi tanpa
membawa SIM, maka pertanyaan tersebut menjadi tidak objektif.
Bagaimanapun juga, jika seseorang memilih untuk memberikan pengakuan, maka Anda harus menyelidiki
pengakuan tersebut. Seseorang mungkin saja akan mengakui perbuatan salahnya, tapi harus tetap ada pernyataan pembantahan atau detail kesalahannya.
Anda harus mencoba dan menghindari pengulangan pernyataan, kecuali untuk tujuan penjelasan bahwa tidak ada
masalah dengan permintaan tersangka untuk menjelaskan jawaban, asal tidak bersifat mengulang yang sudah
dinyatakannya, yang menjadikannya seperti orang yang tertekan.
Jangan membuat janji apapun dan jangan menyarankan tersangka, kecuali untuk menjelaskan jawaban mereka.
Jika diketahui digunakan tekanan ataupun bujukan agar tersangka memberikan jawaban, maka pengadilan tidak
akan menerima sebagian ataupun seluruh hasil wawancara.
Jawaban dari tersangka harus bersifat sukarela dan jika tersangka menolak untuk menjawab pertanyaan segeralah
selesaikan pertanyaan secepatnya dan buat catatan dari apa yang dikatakan pada poin itu. Tanyakan pada mereka bila ingin menambahkan pernyataan.
Jika saat wawancara tersangka menunjukan kelelahan atau meminta beristirahat, maka segeralah beristirahat,
waktu wawancara yang terpotong tersebut harus dicatat. Pada dasarnya, tidak boleh mendiskusikan permasalahan
wawancara dengan tersangka selama istirahat. Ketika menganalisis wawancara, maka tersangka harus diminta
untuk mengkonfirmasikan fakta atau apa saja yang berhubungan dengan investigasi.
Struktur Wawancara
Cara untuk melakukan wawancara tergantung keputusan Anda sendiri. Lagi pula, wawancara pada umumnya dapat
berlangsung lebih baik dan lebih terstruktur jika mengikuti alur logika. Bentuk yang biasa digunakan antara lain:
1)  Pendahuluan
2)  Peringatan – jika dibutuhkan
3)  Sebuah komponen “Apakah Anda setuju?”
4)  Sebuah komponen “Apa yang telah terjadi?”
5)  Pertanyaan yang spesifik

1.

Pendahuluan,

Meliputi: waktu, tanggal, lokasi wawancara,detail kehadiran semua orang pada suatu wawancara.
Penjelasan ringkas tentang bagaimana wawancara akan dilakukan. Detail dari tersangka seperti nama
lengkap, tanggal lahir, alamat, dan pekerjaan
contoh:
Saya Toni dan ini Tuan Adam. Kami berada di ….. (lokasi), tanggal ….. waktu …… Hadir juga
Tuan Green pengacara Anda dan Tuan Brown perwakilan perkumpulan Anda.
Tuan Adam dan saya membuat pertanyaan tentang ….(dugaan). Saya akan menanyakan
kepada Anda beberapa pertanyaan tentang kasus ini. Dan pertanyaan saya serta jawaban Anda akan
direkan mempergunakan ……. (alat rekam). Apakah Anda setuju bila wawancara ini direkam? ……
Silahkan Anda tuliskan nama lengkap ….., tanggal lahir …, dan pekerjaan …….
2. Ingatkan, bila perlu
Jika sebelum wawancara atau pada saat wawancara Anda percaya bahwa ada bukti yang cukup untuk
membuktikan orang tersebut telah melakukan kejahatan maka Anda harus mengingatkan orang tersebut.
Hal itu berarti Anda menyarankan kepada orang tersebut bahwa mereka tidak mesti mengatakan atau
melakukan sesuatu. Sebab, apapun yang mereka katakan atau lakukan dapat digunakan sebagai bukti.
Pastikan selalu bahwa Anda bertanya pada tersangka apakah mereka mengerti maksud dari peringatan
tersebut. Ada baiknya untuk mencontoh peringatan berikut:
Saya akan bertanya kepada Anda tentang ….(dugaan). Saya ingin Anda mengerti bahwa Anda
tidak mesti mengatakan atau melakukan apapun. Tetapi, jika Anda mengatakan atau melakukan satu hal
9

apapun, maka hal itu dapat dijadikan bukti. Apakah Anda memahaminya? (kata-kata yang diketik tebal
adalah kata-kata peringatan yang penting).
3. Sebuah Komponen “apakah anda setuju”
Pada bagian wawancara ini Anda harus kembali pada saat terjadinya peristiwa yang benar-benar terjadi
dan mendapat persetujuan dari tersangka.
Contoh:
Pertanyaan : Setujukah Anda bahwa pagi ini saya berbicara dengan Anda tepat didepan meja
Anda, “Saya membuat dugaan tentang beberapa uang yang hilang dari sebuah transaksi di sebuah meja
kasir. Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang hal tersebut”.
Jawaban : Ya, benar.
Pertanyaan : Apakah Anda setuju bahwa Anda berkata, “apa hubungannya
dengan saya?”.
Jawaban : Ya
Pertanyaan       : Setujukah Anda bahwa saya berkata, “Anda sedang bekerja di
meja kasir tersebut saat uang tersebut hilang?”.
Jawaban : Ya
4. Sebuah Komponen “Apa Yang Telah Terjadi”
Komponen ini digunakan untuk mengajukan pertanyaan tambahan yang bersifat ingin memperjelas seperti
“Apa yang terjadi kemudian?”, “Apa yang terjadi berikutnya?”, “Mengapa Anda melakukan hal tersebut?”,
dan seterusnya.
5. Peryataan Yang Spesifik
Anda harus membuat tipe pertanyaan yang tidak mengandung dua arti yang dapat disangkal kemudian
oleh tersangka.
Contoh:
Pertanyaan : Anda dengan cepat menaruh uang ke dalam saku Anda. Apakah Anda letakkan dahulu
dalam mesin hitung meja kasir?
Jawaban : Tidak, saya menaruhnya di sebelah meja kasir dan ketika Seorang perempuan yang
membayar pergi baru sayamasukan ke kantong saya.
Pertanyaan : Anda katakan terdapat pergantian untuk istirahat di meja
kasir. Apakah Anda tahu jam berapa saat itu?
Jawaban         : Saya beristirahat makan siang, jadi sekitar jam 1.
Bagian V
Menyusun Laporan Investigasi
INVESTIGATOR harus menyiapkan bermacam-macam laporan pada tahap yang berbeda dari tiap investigasi.
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengkomunikasikan informasi tentang hal yang sedang diperiksa. Dengan
begitu, mereka dapat membuat keputusan tentang kelanjutan dari arah investigasi.
Menulis laporan bukan sesuatu yang mudah. Tapi, jika Anda mempunyai catatan yang bagus dan rekaman terbaru
dari investigasi, maka menulis laporan adalah sesuatu yang mudah saja.
Beberapa dokumen yang dapat Anda tulis adalah:
1. Laporan Penilaian
Laporan ini biasanya disiapkan setelah Anda membuat penilaian pendahuluan dari pengaduan dan melengkapi
beberapa investigasi awal. Laporan ini biasanya ditulis untuk investigator senior untuk melegalisasi penilaian
pengaduan dan memutuskan langkah apa yang akan diambil.
Laporan dapat berisi informasi sebagai berikut:
 Nomor urut berkas investigasi
Tanggal dan jenis dari pengaduan awal atau pernyataan, seperti melalui telepon, surat, atau wawancara.
Rincian dugaan
Seberapa jauh fakta yang ada terhadap penilaian informasi yang dikumpulkan dan rekomendasi tindakan
selanjutnya.
Nama penulis dan tanggal lengkap laporan

2. Rencana Investigasi
Jika organisasi memutuskan untuk melakukan investigasi alternatif berdasarkan dugaan yang ada, Anda perlu
menyiapkan rencana investigasi berdasarkan pada apa yang seharusnya Anda lakukan, sumber-sumber yang
dibutuhkan, dan berapa lama perkiraan investigasi yang akan dilakukan.
Pada kebanyakan organisasi, untuk mendapat persetujuan terhadap awal/dimulainya investigasi maka dibuat
rencana investigasi kepada pimpinan. Informasi rinci lainnya tentang rencana investigasi terdapat dalam Bagian III
buku ini.
3. Laporan Perkembangan Investigasi
Investigator harus menyediakan laporan secara reguler tentang perkembangan investigasi kepada pimpinan.
Pertemuan/diskusi antara investigator dengan pimpinan adalah penting untuk mengkaji mekanisme.
Anda juga dapat memutuskan untuk menyiapkan sebuah laporan jika investigasi tersebut terbukti. Jika terdapat
sumber perkara yang dapat memperkuat maka putuskan sebagai sumber alternatif.
4. Laporan Akhir Investigasi
Pada akhir investigasi, Anda perlu menyiapkan laporan akhir berdasarkan keputusan dari semua investigasi dan
rekomendasi Anda.
Hal ini untuk mencegah adanya penyelewengan tindakan disiplin, korupsi kerja dan lain-lain.
Laporan terdiri dari dua bagian:
a. Bagian pertama harus memberitakan bukti-bukti selama investigasi
Struktur disarankan meliputi:
Memberitakan catatan atau ringkasan pelaksanaan
Latar belakang (ruang lingkup investigasi, sumber informasi, dan matriknya).
Hasil investigasi
Kesimpulan
Rekomendasi (sanksi hukum dan sejenisnya)

b. Bagian kedua harus memberitakan pokok masalah yang diinvestigasi dan mungkin dapat dilengkapi oleh orang
lain selain investigator itu sendiri.
Contoh:
Jika dan mengapa prosedur yang benar tidak dilakukan
Prosedur baru yang dibutuhkan untuk mencegah masalah di kemudian hari.
Rekomendasi mengenai sistem yang diberlakukan

4. Barang Bukti Yang Bisa Disertakan
Seorang investigator juga dapat mempersiapkan barang-barang bukti untuk pengadilan berupa kumpulan bukti-bukti
yang bersangkutan dengan kasus yang dapat dibutuhkan untuk memutuskan tindakan disiplin atau keputusan
kriminal.
Anda perlu menyiapkan dua lembar fotokopi dari berkas asli. Satu untuk diserahkan kepada pimpinan atau instansi
yang sesuai, dan lainnya Anda simpan sebagai berkas kerja.
Berkas asli harus disimpan di tempat yang aman sampai berkas perkaranya disidangkan atau diminta oleh yang
berkenaan.
Berkas bukti harus meliputi:
   Catatan atau surat kepada pimpinan atau instansi lainnya.
Fotokopi laporan akhir investigasi atau ringkasan pelaksanaan investigasi.
Dokumen-dokumen, seperti saksi-saksi dan bukti-bukti.
Fotokopi seluruh pernyataan dari saksi-saksi.
Penandaan rekaman wawancara.
Bukti-bukti lain yang sesuai, seperti kutipan kepolisian dan rekaman mikrofon.
Jika Anda tidak yakin dengan apa yang harus dan tidak harus dimasukan ke dalam berkas peristiwa, Anda dapat meminta saran dari seorang investigator yang lebih berpengalaman.

0 comments:

Post a Comment