Kisah Persahabatan Seorang Bocah dengan Kapolresta Malang Kota
(Foto: istimewa)
Takdir kehidupan sudah digariskan oleh sang pencipta. Sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa agar hidupnya lebih baik dan bermakna. Karena setiap kesuksesan tidak akan ada hasil yang menghianati proses.
Sebuah doa dan usaha yang dilakukan seseorang dengan tulus pasti akan berbuah manis. Hal ini seperti kisah inspiratif seorang keluarga sederhana yang berasal dari Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Yozay Wijaya (11), anak laki-laki pasangan Roni Wijaya dan Sari Widyawati, tak pernah menyangka dirinya akan memiliki seorang sahabat seorang Kapolresta.
(Foto: istimewa)
Awal persahabatan Yozay dan Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto, bermula dari ibunya yang meninggalkan jejak komentar di salah satu postingan Instagram Polresta Malang Kota, Juni 2022 silam. Pada komentar tersebut, Sari Widyawati menyampaikan bahwa putra sulungnya lahir pada 1 Juli 2012, bertepatan dengan peringatan Hari Bhayangkara.
Buher, sapaan akrab Kapolresta, mengonfirmasi bahwa persahabatannya tersebut terjalin berkat jejak komentar yang ditinggalkan oleh ibunda Yozay. “Memang benar. Sekitar satu tahun lalu kami melihat komentar ibunya Yozay. Kemudian saya meminta anggota untuk mengeceknya, dan ternyata benar” terangnya, Jumat (17/6/2023).
Tidak cukup sampai di situ, Yozai bersama keluarganya kemudian diundang hadir dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan Polresta Malang Kota. Seperti perayaan Hari Bhayangkara ke-76, perayaan Iduladha 2022, Tasyakuran Tahun Baru 2023, dan sejumlah kegiatan lainnya.
(Foto: istimewa)
Bahkan saat ini keluarga tersebut masih mendapat perhatian dari Buher, dengan dilakukannya program bedah rumah milik keluarga Yozay. Program bedah rumah menjadi salah satu rangkaian peringatan Hari Bhayangkara ke-77 tahun ini.
“Program bedah rumah ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan hari Bhayangkara ke-77 ,dan kami ingin dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat di Kota Malang, khususnya untuk keluarga Yozay yang dari dulu sudah memiliki impian untuk memiliki rumah lebih sehat,” tutur Buher.
“Doa keluarga kecil ini diwujudkan oleh Polresta Malang Kota, yang bersinergi dengan Batasmedia 99 serta para donatur lainnya,” lanjut Kapolresta.
Program bedah rumah dalam rangka perayaan Hari Bhayangkara ke-77 kali ini menyasar tiga lokasi di wilayah Kecamatan Sukun. Selain rumah keluarga dari Yozay, rumah lainnya yang direnovasi adalah milik Srianah dan Suwandi. Tidak hanya program bedah rumah, Kapolresta juga turut membantu proses pembangunan salah satu masjid.
(Foto: istimewa)
Perhatian yang diberikan oleh Kapolresta Malang Kota membuat orangtua Yozay angkat bicara. “Tentunya kami sangat berterimakasih Bapak Kapolresta Malang Kota, yang telah memberikan banyak perhatiannya kepada ananda kami. Bahkan saat ini keluarga kami mendapat bantuan bedah rumah yang telah kami tinggali sejak 2015,” ucap Roni Wijaya, ayah Yozay.
Selama ini Yosay tinggal bersama kedua orangtua dan adiknya di sebuah rumah berukuran 4,5 x 6,5 meter yang kondisinya kurang sehat. Proses bedah rumah yang dilakukan Polresta Malang Kota bekerjasama dengan Batasmedia99 ditargetkan rampung pada 28 Juni 2023 dan siap untuk kembali dihuni.
“Sesuai rencana, jelang puncak peringatan Hari Bhayangkara ke-77 pada 1 Juli 2023, tiga rumah dan satu tempat ibadah (masjid) telah selesai pelaksanaan pemugarannya, dan akan siap di tempati serta digunakan kembali,” pungkas Buher
Kombes Pol Budi Hermanto, Sosok di Balik Julukan Bapak Disabilitas Malang Raya
Kombes Pol Budi Hermanto, S.I.K., M.Si.
Banyak pejabat dikenang karena jabatan dan prestasinya. Namun bagi komunitas disabilitas di Malang Raya, nama Kombes Pol Budi Hermanto, S.I.K., M.Si., memiliki arti yang jauh lebih dalam. Ia bukan sekadar mantan Kapolresta Malang Kota, melainkan sosok yang mereka panggil dengan penuh kasih sebagai “Bapak” atau seorang pelindung yang hadir dengan hati, bukan sekadar seragam.
Julukan Bapak Disabilitas Malang Raya bukan muncul dari seremoni atau pencitraan, melainkan tumbuh dari hubungan tulus yang dibangun selama masa kepemimpinannya di Polresta Malang Kota. Di bawah kepemimpinannya, kantor polisi tak hanya berfungsi sebagai tempat penegakan hukum, tetapi juga menjadi ruang kemanusiaan yang terbuka bagi anak-anak difabel.
Pria yang akrab disapa Buher itu memberi kesempatan bagi mereka untuk hadir, belajar, dan ikut berperan. Di antara mereka ada Rara, Fany, Fatrullah, dan Ayu, empat anak disabilitas yang kini menganggapnya sebagai ayah sendiri.
Anak-anak itu pernah dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial kepolisian, mulai dari membantu dokumentasi hingga ikut serta dalam kampanye publik tentang empati dan inklusi sosial.
“Bapak itu berbeda. Beliau tidak datang sebagai pejabat, tapi sebagai seseorang yang benar-benar mendengarkan kami. Berkat beliau, kami tahu bahwa polisi juga punya hati yang lembut,” ucap Rara, Selasa (11/11/2025). “
Bagi Buher, kedekatan dengan komunitas disabilitas bukan ajang pencitraan. Ia menyebutnya sebagai panggilan kemanusiaan. Buher kerap menyambangi rumah-rumah anak difabel, menyalurkan bantuan berupa alat bantu gerak, biaya pendidikan, hingga rutin menyisihkan satu ekor sapi setiap Iduladha khusus untuk mereka.
“Saya belajar banyak dari mereka, tentang ketulusan, semangat, dan rasa syukur. Tidak perlu menjadi hebat, cukup menjadi bermanfaat,” ujar Kombes Pol Budi Hermanto.
Meski kini bertugas di Jakarta sebagai Kabidhumas Polda Metro Jaya, kepedulian itu tak pernah padam. Di sela kesibukannya, Buher tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak binaannya di Malang. Ia masih sering menelepon untuk menanyakan kabar, memberi semangat, atau sekadar bercanda, seperti ayah yang tak pernah lupa pada anak-anaknya.
Bagi komunitas disabilitas Malang Raya, sosok Buher menjadi simbol harapan dan keteladanan bahwa masih ada pejabat yang bekerja dengan nurani dan kehangatan.
“Beliau mengajarkan kami agar tidak malu menjadi diri sendiri, dan terus berani bermimpi,” tutur Ayu, salah satu anak asuhnya.
Atas dedikasi dan kepeduliannya, Kombes Pol Budi Hermanto telah menerima sejumlah penghargaan. Namun baginya, penghargaan sejati bukanlah piagam atau piala, melainkan tawa dan semangat anak-anak disabilitas yang kini kembali percaya bahwa mereka berharga.
Kini, meski mengemban tanggung jawab baru di ibu kota, Buher tetap membawa semangat yang sama bahwa kekuatan seorang pemimpin tidak diukur dari pangkat, melainkan dari ketulusan hatinya dalam merangkul sesama.
Kombes Pol Budi Hermanto bukan hanya perwira kepolisian, ia adalah Bapak Disabilitas, sosok yang menanamkan nilai kasih, empati, dan kemanusiaan yang melampaui batas jabatan dan seragam