Dahulu kala, seluruh badan Candi Borobudur tertimbun oleh tanah dan abu vulkanik dan terlihat sebagai bukit yang menyerupai piramid. Setelah dibongkar, terlihatlah sebuah Candi Buddha terbesar di dunia tak terkalahkan hingga kini.
Menurut National Geographic, bentuk Candi Borobudur adalah piramid, sama seperti piramid di Giza Mesir dan piramid Kukulcan di kompleks Chichén Itzá Mexico.
Masih menurut National Geographic, masih ada beberapa bangunan kuno berbentuk piramid di dunia yang belum terbongkar. Sejarah candi Borobudur tersebut adalah suatu bukti yang NYATA atas bukit piramid dimasa lalu.
*
Tim Katastropik Purba, yang dibentuk untuk meneliti berbagai bencana alam berkategori katastropik yang terjadi di masa lalu menemukan, empat gunung dan satu bukit yang memiliki anomali (keanehan).
Keempat Gunung dan satu bukit tersebut yakni:
1. Gunung Dua Saudara di Sulawesi Utara (1°29’11.7326”N 125°10’3.9047”E)
2. Gunung Kiematubu di Tidore (0°39’45.0443”N 127°24’8.7808”E)
3. Gunung Tyom di Lembah Baliem, Wamena, Papua (3°58’38.2292”S 139°1’45.2489”E)
4. Gunung Inniere di Nusa Tenggara Timur (-)
5. Bukit Penrissen di Kalimantan Barat. (-)
2. Gunung Kiematubu di Tidore (0°39’45.0443”N 127°24’8.7808”E)
3. Gunung Tyom di Lembah Baliem, Wamena, Papua (3°58’38.2292”S 139°1’45.2489”E)
4. Gunung Inniere di Nusa Tenggara Timur (-)
5. Bukit Penrissen di Kalimantan Barat. (-)
Gunung Dua Saudara ini termasuk cagar alam. Cagar alam gunung Dua Saudara terletak di propinsi Sulawesi Utara, Kotamadya Bitung , Kecamatan Bitung Utara dan Bitung Tengah. Gunung ini memiliki topografi landai sampai bergunung, tingginya 1362 mdpl.
“Dari riset awal tim katastropik purba, mengindikasikan kecenderungan tidak natural terhadap bukit dan gunung-gunung tersebut,” kata anggota tim, Iwan Sumule.
Dia menambahkan, keempat gunung dan satu bukit tersebut pada 2012 akan menjadi tempat riset, terutama terkakit patahan atau sesar gempa.
“Seperti diketahui berdasarkan hasil tim peta gempa 2010, ada ancaman potensi ataupun ancaman gempa di jalur patahan aktif besar seperti di Patahan Palukoro-Matano di Sulawesi, Patahan Sorong, dan Tarerua-Aiduna di Papua,” kata Iwan.
Tim katastropik purba akan merekomendasikan patahan-patahan besar itu untuk diteliti dan diwaspadai.
“Kami berharap Mendikbud dan Menristek bersama LIPI, GREAT ITB, Geologi UGM, ITS, dan lain-lain untuk melakukan percepatan riset di kawasan Indonesia timur itu,” tambah dia.
Terkait dugaan “man made” alias buatan manusia di keempat gunung tersebut adalah sebuah bukti.
“Ada hubungan erat antara peradaban dan kebencanaan,” kata Iwan.
Sementara, di Bukit Penrissen di Kalbar juga direkomendasikan, apakah di sekitarnya ada kecenderungan patahan yang belum diketahui aktifitasnya.
“Karena pada 2011 lalu terjadi gempa di Singkawang, ini di luar dugaan”, kata anggota tim, Iwan Sumule.
Selama ini Kalimantan dianggap daerah yang aman gempa, ternyata gempa Singkawang sempat terjadi,” tambah dia.
Sebelumnya, tim merilis temuan “gunung piramida” di Pulau Jawa, khususnya Gunung Sadahurip atau Gunung Putri di Garut, Jawa Barat.Diyakini, bukit itu tak hanya sekedar onggokan tanah, namun menyimpan sebuah rahasia besar: sebuah piramida. Menurut perkiraan, besar dan usianya melampaui Piramida Giza di Mesir.
Tingginya diduga mencapai 200 meter, usianya sekira 10.000 tahun. Benar atau tidaknya klaim tersebut, masih menunggu pembuktian melalui proses eskavasi.(vivanews.com/icc.wp.com)
0 comments:
Post a Comment