Antibiotik Spektrum Luas dan Sempit
Sebagai informasi, antibiotika dibagi menjadi dua jika berdasarkan spektrumnya, yakni antibiotika spektrum luas (Grup tetracylin, amoxicillin, ampicillin, chloramfenicol, dan derivat Quinolon generasi baru, dsb) dan antibiotika spektrum sempit (termasuk penicillin, colistin, polimixin, makrolid, aminoglikosida, dan sebagainya) ».
“Ini merupakan alasan untuk berpikir tentang apakah anda memerlukan antibiotik dan antibiotik mana yang anda pilih,” kata pemimpin peneliti Dr. Charles Bailey
.
Bailey dan rekan-rekannya melihat catatan kesehatan hampir sekitar 65.000 anak-anak yang berada di klinik dari tahun 2001 hingga 2013. Para peneliti mengamati anak-anak tersebut mulai usia 5 tahun. Mereka mengamati tinggi dan berat badan anak-anak, yang kemudian diklasifikasikan ke dalam berat badan normal, kelebihan berat badan, atau obesitas.
Para penulis penelitian menemukan bahwa 69 persen dari anak-anak diberikan antibiotik sebelum umur 2 tahun. Secara rata-rata, anak-anak tersebut memiliki 2,3 episode penggunaan antibiotik.
Anak-anak yang memiliki 4 atau lebih ‘paparan’ antibiotik adalah 11 persen cenderung menjadi gemuk daripada yang tidak diberikan antibiotik. Para peneliti juga melihat apakah antibiotik yang diresepkan tersebut dari golongan spektrum luas atau spektrum sempit. Hasilnya diketahui bahwa anak-anak yang mendapat antibiotik spektrum luas memiliki risiko 16 persen lebih tinggi untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan yang tidak. Saat ini tidak ditemukan hubungan antara antibiotik spektrum sempit dan risiko obesitas.
Para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi obesitas seperti status asuransi, penggunaan steroid, dan diagnosis asma.
Studi ini dipublikasikan dalam edisi 29 September 2014 di jurnal JAMA Pediatrics.
Bailey dan timnya memutuskan untuk melihat kemungkinan adanya hubungan antara penggunaan antibiotik secara dini dan risiko obesitas karena penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa lingkungan mikroba usus seseorang dapat dihubungkan dengan obesitas; dan penggunaan antibiotik dapat mempengaruhi lingkungan itu.
“Apa yang kita lihat di sini adalah sebuah asosiasi,” kata Bailey. “Namun kami belum membuktikan hubungan sebab dan akibat,” jelasnya.
Bagi sebagian besar anak-anak, obesitas bukanlah hasil dari sesuatu yang mereka lakukan atau tidak lakukan, “katanya. Dan risiko obesitas sebesar 16 persen lebih tinggi bukanlah hal yang bagus, dan banyak faktor yang dapat mendorong risiko obesitas bertambah.
Orang tua dapat bertanya pada dokter apakah anak-anak mereka benar-benar membutuhkan antibiotik atau tidak. Jika ya, orang tua dapat bertanya lagi apakah antibiotik spektrum sempit masih dapat melakukan tugasnya atau tidak.
Dr Andrew Pavia dari University of Utah School of Medicine menambahkan bahwa risiko yang ditemukan memang relatif kecil, namun temuan ini menjadi alasan kita untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan antibiotik.
0 comments:
Post a Comment